LAUT CINTA
Cipta : www.kamril.co.cc
KAU SENTUH AKU DENGAN HATIMU, LEMBUT MESRAH TUTUR SAPAMU PADAKU, KAU SAPA AKU
DENGAN CINTAMU, SEAKAN NADIKU TERHENTI OLEH SUARAMU, HANGATNYA TUBUHMU
SEMBUHKAN LUKAKU, WANGI NAFASMU BANGKITKAN GAIRAHKU, TAK TERHENTI LANGKAH INI
MENCARI DIRIMU, TAK TERHENTI MATA MEMANDANG KEDEPAN UNTUK GAPAI KAMU, DARI
SEBERANG LAUT CINTAMU AKU MENDAYUNG, BESARNYA OMBAK INGIN INI SEAKAN
MENGHAYUTKANKU, TEPI PANTAI CINTAMU KU DAPATI KERANG HATI, YANG TERDAMPAR
DITEPI PANTAI CINTA YANG SUNYI, HEMBUSAN ANGIN YANG SEPOI , SEJUKKAN JIWA CINTA
INI RAGA CINTA INI, DUDUK MENANTI
KEHADIRAN CINTAMU MENYAPA, BISAKAH ENGKAU TEMANI JIWA YANG SUNYI INI.
A…R…N…I...
Andai
jemari ini nggak ada dusta yang terlintas mungkin mampu gapai rasa itu. Namun
hal yang nggak diinginkan terjadi dimana langkah sudah setengah jalan. Tapi
jiwa yang merasa nggak mau didustai membiarkannya pergi dan nggak akan
menolehnya lagi. Dari langkah yang terbuat dari duri kepedihan akan sembuh
nantinya dengan kesabaran jiwa. Biarlah sendiri melalui fananya dunia nggak
akan tersa telah sampai pada senyumnya alam semesta nantinya.
Raga
yang berselimutkan rasa ingin tahu siapa sebenarnya pemilik hati yang pernah
mengetuk pintu hatiku. Rasa penasaran ingin tahu ternyata ditemukan juga
jawabanya. Tapi nggak terasa dia taburkan dusta yang membuat jiwa enggan
mengenalnya, walaupun sebenarnya hati itu masih menginginkan ahti ini temaninya
bicara dalam sunyinya malam. Susah terasa bila hidup berselimutkan rasa ingin
tahu, tapi rasa ingin tahu itu yang mengajarkan bagaimana hidup diluar sana.
Nafas
yang berhembus melalui indra penciuman ini seakan terhenti saat menatap rauk
gadis itu. Mungkinkah makna “terhenti ( http://kamrilchampe.blogspot.com
)” ini “jatuh cinta” atau hanya sekedar kagum akan kecantikan gadis
itu.? Dari lembut sentuhan nafas yang terhela panjang olehnya mampu jalankan
kembali nafas yang seakan terhenti ini. Namun kenyataannya bukan hal itu yang
membuatnya terhisap dan terbuang lagi, tapi dusta yang melintasi telinga ini
yang terbawa oleh kabar angi yang berhembus pelan itu menyampaikan kepada jiwa.
Jauhilah dia sebelum umur tertutup oleh usia.
Impian
yang kiaan hari kian menjauh dari tepi laut yang penuh kebhagiaan sebelumnya.
Kini jiwa terdampar dipulau hati yang penuh kesedihan. Namun enyah apa yang
terjadi karang tumpuan jiwa ini terhempas oleh gelombang “dusta ( www.kamril.co.cc
) yang nggak terkira itu. Sulit tuk dipercaya menjauh dari kebahagiaan
mendekati kesengsaraan. Apakah jiwa ini penuh dosa yang nggak mampu terhapus,
kecuali air api neraka yang menghapusnya.
Inspirasiku
terbuka karena kelakuan kamu sendiri
Memakan
omongan sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar