Selasa, 29 November 2011

A.....R.....N.....I....


LAUT CINTA
KAU SENTUH AKU DENGAN HATIMU, LEMBUT  MESRAH TUTUR SAPAMU PADAKU, KAU SAPA AKU DENGAN CINTAMU, SEAKAN NADIKU TERHENTI OLEH SUARAMU, HANGATNYA TUBUHMU SEMBUHKAN LUKAKU, WANGI NAFASMU BANGKITKAN GAIRAHKU, TAK TERHENTI LANGKAH INI MENCARI DIRIMU, TAK TERHENTI MATA MEMANDANG KEDEPAN UNTUK GAPAI KAMU, DARI SEBERANG LAUT CINTAMU AKU MENDAYUNG, BESARNYA OMBAK INGIN INI SEAKAN MENGHAYUTKANKU, TEPI PANTAI CINTAMU KU DAPATI KERANG HATI, YANG TERDAMPAR DITEPI PANTAI CINTA YANG SUNYI, HEMBUSAN ANGIN YANG SEPOI , SEJUKKAN JIWA CINTA INI  RAGA CINTA INI, DUDUK MENANTI KEHADIRAN CINTAMU MENYAPA, BISAKAH ENGKAU TEMANI JIWA YANG SUNYI INI.
A…R…N…I...
Andai jemari ini nggak ada dusta yang terlintas mungkin mampu gapai rasa itu. Namun hal yang nggak diinginkan terjadi dimana langkah sudah setengah jalan. Tapi jiwa yang merasa nggak mau didustai membiarkannya pergi dan nggak akan menolehnya lagi. Dari langkah yang terbuat dari duri kepedihan akan sembuh nantinya dengan kesabaran jiwa. Biarlah sendiri melalui fananya dunia nggak akan tersa telah sampai pada senyumnya alam semesta nantinya.
Raga yang berselimutkan rasa ingin tahu siapa sebenarnya pemilik hati yang pernah mengetuk pintu hatiku. Rasa penasaran ingin tahu ternyata ditemukan juga jawabanya. Tapi nggak terasa dia taburkan dusta yang membuat jiwa enggan mengenalnya, walaupun sebenarnya hati itu masih menginginkan ahti ini temaninya bicara dalam sunyinya malam. Susah terasa bila hidup berselimutkan rasa ingin tahu, tapi rasa ingin tahu itu yang mengajarkan bagaimana hidup diluar sana.
Nafas yang berhembus melalui indra penciuman ini seakan terhenti saat menatap rauk gadis itu. Mungkinkah makna “terhenti ( http://kamrilchampe.blogspot.com )” ini “jatuh cinta” atau hanya sekedar kagum akan kecantikan gadis itu.? Dari lembut sentuhan nafas yang terhela panjang olehnya mampu jalankan kembali nafas yang seakan terhenti ini. Namun kenyataannya bukan hal itu yang membuatnya terhisap dan terbuang lagi, tapi dusta yang melintasi telinga ini yang terbawa oleh kabar angi yang berhembus pelan itu menyampaikan kepada jiwa. Jauhilah dia sebelum umur tertutup oleh usia.
Impian yang kiaan hari kian menjauh dari tepi laut yang penuh kebhagiaan sebelumnya. Kini jiwa terdampar dipulau hati yang penuh kesedihan. Namun enyah apa yang terjadi karang tumpuan jiwa ini terhempas oleh gelombang “dusta ( www.kamril.co.cc ) yang nggak terkira itu. Sulit tuk dipercaya menjauh dari kebahagiaan mendekati kesengsaraan. Apakah jiwa ini penuh dosa yang nggak mampu terhapus, kecuali air api neraka yang menghapusnya.



Inspirasiku terbuka karena kelakuan kamu sendiri
Memakan omongan sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar