Senin, 26 Desember 2011

Hidupku yang terambang masalalu


Bukit indah yang pernah terdaki oleh persaan ternyata memiliki tebing terjal yang menjatuhkan perasaan ini. Baru terasa saat masalaluku kembali mengetuk hatiku yang lama diam dalam kesendiriannya. Kesedihan dan rasa kecewa memang tersa namun harus diapa itu sudah ketentuan yang maha kuasa. Aku hanya bias mengambilnya sebagai sampel kehidupanku untuk masa depan yang harus aku jalani dan yang aku tempuh saat ini.

Kesunyian yang dulu aku sembunyikan dalam hatiku kini terang kembali. Kilauan cahaya dari masa kiniku membuatnya tersa indah kembali, seakan kepedihan yang lalu hilang secara berlahan namun itu pasti. Berpegang teguh pada yang kuasa, agar jiwa tidak tersesat nantinya dimasa kini dan masadepan nantinya.

Siul burung kenari member makna keindahan dalam langkah. Sempat raga dan jiwa tak ingin bersatu kembali, namun hasrat berpegang teguh pada yang kuasa. Hidupku yang terambang masalalu kembali berjalan dengan langkah yang tegar dan tak takut tersandung lagi. Bila aku takut tersandung maka makna hidupku tak ada lagi dimata yang maha kuasa.

Berbicara masalalu, masakini dan masadepan heruslah ada tiang penegak yang menjadi tumpuannya. Bila tiang itu tidak ada maka janganlah berani melangkah karena rasa nekat dan tidak takut tersandung. Bilamana tersandung nantinya tidak akan terbangunkan lagi untuk gapai masadepan yang menjadi isi dalam visi misi dan strategi kehidupan nantinya.
!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar