Bukit
indah yang pernah terdaki oleh persaan ternyata memiliki tebing terjal yang
menjatuhkan perasaan ini. Baru terasa saat masalaluku kembali mengetuk hatiku
yang lama diam dalam kesendiriannya. Kesedihan dan rasa kecewa memang tersa
namun harus diapa itu sudah ketentuan yang maha kuasa. Aku hanya bias
mengambilnya sebagai sampel kehidupanku untuk masa depan yang harus aku jalani
dan yang aku tempuh saat ini.
Kesunyian
yang dulu aku sembunyikan dalam hatiku kini terang kembali. Kilauan cahaya dari
masa kiniku membuatnya tersa indah kembali, seakan kepedihan yang lalu hilang
secara berlahan namun itu pasti. Berpegang teguh pada yang kuasa, agar jiwa
tidak tersesat nantinya dimasa kini dan masadepan nantinya.
Siul
burung kenari member makna keindahan dalam langkah. Sempat raga dan jiwa tak
ingin bersatu kembali, namun hasrat berpegang teguh pada yang kuasa. Hidupku yang terambang masalalu kembali berjalan dengan
langkah yang tegar dan tak takut tersandung lagi. Bila aku takut tersandung
maka makna hidupku tak ada lagi dimata yang maha kuasa.
Berbicara
masalalu, masakini dan masadepan heruslah ada tiang penegak yang menjadi
tumpuannya. Bila tiang itu tidak ada maka janganlah berani melangkah karena
rasa nekat dan tidak takut tersandung. Bilamana tersandung nantinya tidak akan
terbangunkan lagi untuk gapai masadepan yang menjadi isi dalam visi misi dan
strategi kehidupan nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar